Kota Gorontalo – Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo Dr. Hj. Misnawaty Nuna, M.H menanggapi tulisan seorang Mahasiswa Jurusan Matematika di Koran Gorontalo Post yang berjudul “Islam Wasathiyah Bukan Konsep Islam yang Dibutuhkan Umat” yang dimuat pada tanggal 19 Maret 2021 kemarin.
Menurut Misnawaty, inti dari tulisan tersebut, mahasiswa itu mengatakan bahwa moderasi beragama yang sekarang ini tengah digaungkan oleh pemerintah yang dalam hal ini Kementerian Agama atau islam washatiyah, itu keliru.
“Mahasiswa itu mengatakan dalam tulisannya, bahwa ajaran islam kaffah dan khilafah menjadi agenda bersama diseluruh umat Islam di seluruh dunia termasuk Indonesia. Nah ini saya sangat prihatin,” kata Dr. Hj. Misnawaty Nuna, M.H kepada Penadata.id, Selasa (6/4/2021).
Misnawaty menjelaskan saat ini mereka sudah secara masif bergerak bergerilya untuk merekrut orang secara berjejaring dengan menyampaikan pesan-pesan untuk membentuk negara islam ataupun khilafah.
Apalagi, paham khilafah, kata Misnawaty, sudah mulai disampaikan kepada anak-anak sejak mereka berusia dini. Hal itu sangat berbahaya. “Saya mendapatkan informasi bahwa sekarang ini sasarannya adalah ibu-ibu rumah tangga juga,” ucapnya
Mereka menilai, kata Misnawaty, Konsep islam moderat adalah sebuah program yang seolah-olah membuat penganut agamanya ambigu.
“Karena mereka menilai di satu sisi dia melaksanakan ajaran islam tetapi di sisi yang lain dia diminta untuk mengakui kebenaran dari agama-agama yang lain,” jelasnya
“Nah sehingga seolah-olah mereka menganggap dengan adanya program moderasi beragama ini umat muslim itu menjadi tidak memiliki pendirian. Saya tegaskan hal itu sangat keliru,” sambungnya
Misnawaty meminta kepada para penyuluh agama untuk turun langsung di masyarakat, jangan hanya berdiam diri di Kantor. Penyuluh agama diminta dapat masuk ke Majelis ibu-ibu, masuk ke teman-teman pengajian.
“Agar mereka bisa membentengi masyarakat mereka dan keluarga masing-masing, jangan sampai termakan oleh hasutan-hasutan yang sesat seperti ini,” tegasnya
Dia juga meminta kepada seluruh pegawainya secara personal untuk mengkampanyekan moderasi beragama dan juga meluruskan paham-paham ekstrim yang bakal menyesatkan.
“Saya sangat prihatin bahwa hal-hal seperti ini sudah masuk ke gorontalo. Saya tidak menyangka mereka punya pikiran bahwa betapa pengaruh seorang perempuan atau seorang ibu kepada anak-anaknya dan itu mereka pakai sebagai pembawa risalah khilafah itu,” pungkasnya.