Kota Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Marten Taha beberkan poin-poin yang dibahas dan menjadi keputusan bersama saat rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Gorontalo yang dilaksanakan di Aula Kantor Wali Kota Gorontalo, pada Senin (26/4/2021) sore tadi.
Yang Pertama, Kata Marten, Forkopimda Kota Gorontalo membahas masalah ketersediaan bahan Pokok masyarakat Kota Gorontalo, serta keterjangkauan harga. Ada Beberapa Komoditas yang harganya naik, pada saat Ramadhan ini.
“Telur, agam, dan daging harganya naik, serta ada beberapa bahan kebutuhan pokok rumah tanggal juga mengalami kenaikan harga,” Kata Marten Taha usai mengikuti rapat.
Meski begitu, kata Marten, bahan pokok yang mengalami kenaikan itu, memiliki ketersediaan yang cukup. Baik ketersediaan di Distributor, Agen-agen, atau pengecer. Menurutnya, tidak perlu ada kekhawatiran terhadap masalah ketersediaan kebutuhan bahan pokok.
“Kita saat ini masih bisa mengendalikan, dan komoditas yang naik harganya itu, masih dalam tingkatan wajar. Karena banyak permintaan, pasti harga akan naik. Kita juga akan tetap melakukan pengawasan,” ujar Marten
Pembahasan yang kedua, jelas Marten, terkait pelaksanaan Amalia atau ibadah dalam bulan suci Ramadhan. Pelaksanaan Tarawih, Tadarus, dan lain-lain, itu tetap masih diperbolehkan dengan menggunakan protokol kesehatan yang sangat ketat.
“Hal tersebut juga, diperbolehkan untuk sholat idul Fitri nanti. Itu juga sudah diatur di Surat Edaran Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2021, dan surat Edaran Nomor 4 tahun 2021. Sehingga sholat idul Fitri tetap dilaksanakan dengan menggunakan pengawasan protokol kesehatan yang ketat,” ucap Marten.
Berikutnya, pembahasan yang ketiga, kata Marten, pihak membahas masalah jam operasional di pusat-pusat perbelanjaan. Sesuatu dengan keputusan Forkopimda Provinsi Gorontalo kemarin, batas jam operasional hanya sampai pada pukul 21.00, tapi ada permintaan untuk perpanjangan jam operasional agar tidak terjadi kerumunan.
“Permintaan perpanjangan jam operasional di pusat-pusat perbelanjaan itu kita akan pertimbangkan. Kita juga meminta kepada pelaku usaha untuk tetap memberlakukan proposal kesehatan dengan ketat di usaha mereka.
Pembahasan keempat, kata Marten, pihaknya membahas terkait masalah mudik. Di pelabuhan pada tanggal 6 sampai 17 Mei 2021 nanti, tidak akan ada lagi kapal yang berlayar, serta akan dilakukan pengetatan di Pelabuhan.
Pembahasan kelima, kata Marten, yaitu pihak membahas terkait masalah Tumbilotohe, Pasar Senggol, dan perayaaan hari raya ketupat. Untuk Tumbilotohe, tidak ada perayaan atau Festival serta tidak ada hiburan yang dilakukan. Ia hanya memperbolehkan Tumbilotohe itu hanya pasang dirumah masih-masih saja.
Peryaan hari raya ketupat juga diminta tidak yang berbentuk Festival atau yang memicu terjadinya kerumunan. Marten meminta, hari raya ketupat hanya dilakukan di rumah masing-masing saja. Sementara, untuk pasar senggol. Pihak tetap tidak mengadakannya.
“Pasar senggol tetap tidak diadakan. Hal itu juga merupakan keputusan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Kita mengikuti keputusan itu, karena Pasar Senggol itu diberlakukan di seluruh Kabupaten/Kota, jadi kita harus mengacu kepada keputusan Provinsi Gorontalo,” tutup Wali Kota Gorontalo, Wali Kota Gorontalo