Agar Paham Peta Ekstrimis, Ansor dan GUDURian Menggelar Pertemuan se-Indonesia Timur

Gorontalo – Untuk  mengetahui jelas peta dan narasi kelompok ekstrimis, baik di sosial media dan kehidupan nyata, Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan GUSDURian se-Indonesia Timur menggelar pertemuan secara daring, Kamis (06/05/21)

Agenda bertajuk “Membaca Peta dan Narasi Ekstrimis, Memperkuat Organisasi Masyarakat Sipil” tersebut menghadarkan 3 Narsumber diantaranya, Mohammad Nuruzzaman, Kepala Densus 99 Asmaul Husna PP GP Ansor, Dr H Saprillah Syahrir, Kepala Balitbang Agama Makassar juga Pembina GUSDURian Sulawesi dan Prof Dr Ani Hasan, Ketua FKPT Gorontalo

Bacaan Lainnya

Dalam sambutanya, Niki Iriandi Ilanunu, Ketua GP Ansor Kota Gorontalo selaku inisiator pertemuan menyampaikan, agenda tersebut merupakan inisiasi PC GP Ansor Kota Gorontalo dan GUSDURian dalam menyikapi paham ekstrimisme khususnya di Kawasan Timur Indonesia.

“Saat ini gerakan ekstrimisme agama mulai menyasar kawasan Timur Indonesia. Kasus yang paling dekat adalah aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar”, tutur Niki

Sementara itu, Koordinator Seknas Jaringan GUSDURian Jay Akhmad dalam sambutan mewakili GUSDURian juga menyampaikan bahwa pertemuan ini sangatlah penting dalam menemukan pendekatan yang baik dalam menyikapi fenomena ini.

Dimana kata Jay, narasi ekstrimis bukanlah hal sederahana, tapi harus disikapi secara serius. Pertemuan ini sangat menarik dan bisa menjadi contoh kerja-kerja di tempat lain.

“Kontra Narasi ini tidak hanya kerja Ansor, GUSDURian dan Pemerintah, tapi juga menjadi tugas kita semua, ini kerja perbadaban. Semua elemen harus terlibat, kata Jay

Menurutnya, pendekatan masyarakat sipil tentu sangat berbeda dengan pemerintah. Maka diskusi terkait kontra narasi ini harus terus di wacanakan dan menjadi arus utama.

“Arus informasi saat ini sangat banyak, masyarakat belum mampu membedskan mana informasi yang baik dan hoax dan ini peran kita bersama untuk mendengungkan wacana ini”, tutupnya

Ketua PP Ansor Dr Faisal Attamimi yang juga Korwil sebelas GP Ansor sebelum membuka secara resmi pertemuan tersebut menyampaikan, bahwa kita perlu memahami peta dan narasi yang berkembang, maka ada dua hal yang perlu diperkuat.

Pertama, Ansor dan GUSDURian harus memperkuat daya juang. Daya juang, kata Faisal adalah memperkuat kaderisasi internal dalam melakukan perlawanan atas narasi ektrimis.

“Suka tidak suka, daya juang ini harus dilakukan oleh Ansor dan GUSDURian”, paparnya

Kedua, lanjutnya, Ansor dan GUSDURian harus punya daya tangkal. Daya tangkal yang dimaksud adalah Ansor dan GUSDURian mampu memberikan daya tangkal kepada masyarakat, baik dari sisi ideologis maupun teologis

“Jika masyarakat kita punya bekal cukup, maka akan tumbuh daya tangkal di masyarakat. Ini menjadi tugas kita bersama”, tutup Faisal.

Penulis : Rodney

Pos terkait