Merawat, Mempertahankan dan Mencegah Kelumpuhan Kaderisasi PMII

Andi Nasrullah Rayon PMII Ekonomi, Universitas Muslim Indonesia, Cabang Makassar (Foto: Istimewa)

Opini – Persoalan kaderisasi merupakan hal yang sangat urgent dalam sebuah lembaga, sering kita katakan bahwasanya jantung dalam sebuah Organisasi itu adalah Kaderisasinya. Ini menandakan, kaderisasi merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam sebuah organisasi, tanpa kaderisasi sebuah lembaga sangatlah sulit untuk melakukan proses kelembagaan yang baik, dinamis dan berkemajuan. 

Tujuan dari kaderisasi sendiri tidak jauh berbeda dengan apa tujuan dari suatu lembaga tersebut. PMII adalah organisasi kaderisasi, diibaratkan seorang manusia, PMII adalah jasadnya dan kaderisasi adalah rohnya.

Bacaan Lainnya

Dalam internal PMII, kita mengenal Kaderisasi formal dan nonformal, kaderisasi formal ini adalah Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) sebagai gerbang pertama bagi setiap anggota untuk bergabung dengan PMII. 

Selain itu, Pelatihan Kader Dasar (PKD), Pelatihan Kader Lanjutan (PKL) dan Pelatihan Kader Nasional (PKN) sebagai langkah lanjutan kaderisasi formal setelah MAPABA. Sedangkan kaderisasi non formal itu sendiri berupa pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh pengurus Rayon, Komisariat ataupun Cabang. 

Pola kaderisasi PMII dibentuk sesuai dengan kondisi dan situasi tertentu, dan memiliki karakter berbeda-beda sesuai dengan kondisinya wilayah ataupun mahasiswa itu sendiri. 

Pengenalan PMII bagi setiap kader, harus bersama-sama kita tuntaskan, ini merupakan tugas Rayon ataupun Komisariat yang menjadi lumbung kaderisasi. Yaitu memperkenalkan PMII sesuai dengan kultur yang dimiliki anggota dan kader. 

Yang sering kali menjadi persoalan sampai sekarang dan mengakibatkan matinya kaderisasi adalah kurangnya evaluasi dan follow up materi ke-PMII-an yang seharusnya dilakukan tingkatan Rayon dab setiap komisariat.

Akibatnya kurang pengetahuan kader tentang PMII. Kedua adalah persoalan ketidakmampuan pengurus PMII mengatur pola kaderisasi sesuai dengan kultur yang dimiliki. 

Pengurus Rayon maupun Komisariat harus bisa untuk mengatur formulasi dan strategi kaderisasi yang matang untuk menjawab tantangan dan  menjadi modal utama untuk mengembangkan potensi kader PMII. 

Jadi sangat penting merawat kaderisasi demi menjaga eksistensi organisasi dengan memperhatikan segala ruang lingkup dan latar belakang yang ada di setiap Rayon dan Komisariat. 

Oleh : Andi Nasrullah

Rayon PMII Ekonomi, Universitas Muslim Indonesia, Cabang Makassar

Pos terkait