Pengendalian Dampak Perubahan Iklim, Wali Kota Gorontalo: Itu Adalah Komitmen Kita

Wali Kota Gorontalo, Marten Taha bersama jajaranya saat mengikuti kegiatan ASEAN Mayors Forum yang berlangsung secara virtual (Foto: Humas Pemkot Gorontalo)

Penadata, Gorontalo – Sampai dengan saat ini Pemkot (Pemerintah Kota Gorontalo) turut andil dalam pengendalian dampak perubahan iklim. Bahkan kata Wali Kota Gorontalo, Marten Taha pada kegiatan ASEAN Mayors Forum yang berlangsung secara virtual Selasa (29/06/2021), Pemkot Gorontalo sendiri telah berkomitmen terhadap pengendalian dampak perubahan iklim. 

Dalam komitmen itu Pemerintah Kota Gorontalo sendiri telah melaksanakan berbagai kebijakan, dalam pengendalian dampak perubahan iklim yang terjadi di wilayah Kota Gorontalo. Mulai dari kebijakan dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur, investasi infrastruktur, SDM (Sumber Daya Manusia) atau pekerja, sektor lingkungan dan kesehatan. 

Bacaan Lainnya

“Untuk pembangunan infrastruktur, kami melakukan berbagai penanganan. Misal penataan kawasan kumuh melalui program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh), dengan luas kawasan 221,91 hektar atau 97 persen. Kemudian penanganan sanitasi buruk di 42.823 unit rumah, agar prasarana air limbahnya menjadi baik,” Kata Marten Taha, Selasa (29/6/2021)

“Perbaikan sistem drainase perkotaan dengan volume 1162,42 m2, penanganan tanah longsor check dam dan tanggul di tiga lokasi. Selanjutnya peningkatan SPAM yang sudah 27.431 unit rumah dipasang jaringan PDAM, dengan debit atau kapasitas 500 liter per detik. Kemudian terakhir adalah, pembangunan 10 unit TPS3R (Reduce-Reuse-Recycle), yang tersebar di delapan kecamatan di Kota Gorontalo,” sambungnya 

Untuk pemenuhan investasi infrastruktur ada beberapa program kegiatan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Gorontalo. Yakni penanganan drainase, jalan, air berish, jembatan, MCK, persampahan dan SPAL. Dalam penanganan dampak perubahan iklim ini, Pemerintah Kota Gorontalo melakukan evaluasi seberapa besar manfaat yang diterima oleh masyarakat, dan penyerapan tenaga kerja atau SDM. 

“Dari hasil evaluasi kami di enam sektor, telah menyerap tenaga kerja dan masyarakat yang merasakan manfaat dari program itu. Seperti air bersih berhasil dimanfaatkan oleh 355 KK, MCK ada 6.301 penerima manfaat, drainase 11.517 KK penerima manfaat, Persampahan 3.677 KK penerima manfaat, jalan dan jembatan 10.744 KK dan SPAL 388 KK penerima manfaat,” terangnya. 

Marten menjelaskan bahwa pembangunan lingkungan hidup menjadi hal terpenting dalam pengendalian dampak perubahan iklim. “Pada bidang lingkungan ini, ada beberapa hal juga yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Gorontalo, melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo. Seperti pembangunan dan pemanfaatan RTH (Ruang Terbuka Hijau) di beberapa titik, pengendalian pencemaran udara melalui uji emisi. Dan terakhir adalah penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas 183 Ha, dan kawasan pertanian pangan berkelanjutan seluas 459 Ha,” jelasnya. 

Sementara pada bidang kesehatan, kata Marten, sampai dengan saat ini dunia termasuk Kota Gorontalo masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Sejak awal bencana non alam ini masuk di Provinsi Gorontalo, Pemerintah Kota Gorontalo sendiri telah melakukan penanganan secara serius terhadap pandemi Covid-19. 

“Mulai dari isolasi sampai vaksinasi yang saat ini terus dijalankan. Bahkan berbagai kebijakan Pemerintah Pusat pun, gencar dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Gorontalo, dari tingkat bawah sampai Kota. Hasilnya pun sangat baik, menjadikan daerah ini sebagian besar berstatus zona hijau. Dengan artian, program berjalan baik dan tingkat partisipasi masyarakat sangat tinggi,” tutup Wali Kota Gorontalo, Marten Taha

Pos terkait