Penadata, Gorontalo – Edi Raat Warga Desa Wonggahu, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo tak pernah gentar dengan pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia sejak Maret 2020 lalu. Pandemi yang sangat berdampak ke berbagai sektor, hingga perekonomian Indonesia menurun drastis, ternyata tak membuat usaha penjualan Cover Shock Motor milik Edi menjadi goyang.
Lelaki berumur 36 tahun ini bercerita, usaha penjualan Cover Shock Motor miliknya ini dibangun sejak tahun 2019. Hanya bermodalkan kreatifitas, usaha masih bertahan dan kokoh hingga sekarang meski di tengah pandemi Covid-19. Ia bilang, media sosial menjadi media utamanya untuk memasarkan produknya itu.
“Jika kita paham media sosial, pasti apapun produk yang kita jual pasti laku, walaupun di tengah pandemi. Produk saya ini, hanya dijual melalui Facebook saja, dan itu banyak orang yang membelinya,” Kata Edi Raat kepada TIMES Indonesia yang dikunjungi di lokasi penjualannya, Selasa (29/6/2021).
Edi menjelaskan keraguan pernah muncul dibenaknya sejak awal pandemi. Ia khawatir usahanya akan bangkrut sejak virus yang mematikan ini ada di Indonesia. Namun, optimisme dan kegigihannya, usaha yang menjadi salah satu tempat penghidupan dirinya dan keluarganya tetap berjalan hingga kini, meski pandemi.
“Alhamdulillah, meski pandemi, usaha saya tetap berjalan hingga kini. Produk ini, saya jual melalui media sosial. Hasil penjualannya tidak ada perubahan dari sebelum pandemi dan saa pandemi,” ujarnya
Edi menambahkan dirinya bisa mendapatkan Rp 3 juta dalam sebulan. Pendapatan itu sudah merupakan pendapat bersih jika dipotong modal. “Saya juga pernah mendapatkan Rp7 juta dalam satu minggu saat melakukan penjualan pada bulan suci Ramadhan kemarin,” ujarnya
Penjualan produktinya itu, dilakukan di Kota Gorontalo. Ia harus menempuh perjalanan sekitar 73 kilometer untuk ke Kota Gorontalo. Jalan dua susun (JDS) Kota Gorontalo menjadi tempat mangkalnya jika melakukan penjualan secara offline.
Ia menuturkan, produk Cover Shock Motor miliknya itu, hanya satu-satunya di Gorontalo. Tidak ada tokok-tokok otomotif yang menjual produk itu, menjadi kesempatan dirinya mendapatkan pelanggan yang banyak. Melalui media sosial, dirinya bisa memasarkan produk itu didaerah lain, bahkan sampai ke Provinsi Sulawesi Tengah.
“Di tokoh-tokoh otomotif yang besar saja tidak ada yang menjual produk itu, jadi saya mendapatkan keuntungan. Harga dari produk saya, sangat bervariasi, kalau motor kecil atau motor bebek harganya Rp 80 ribu, sementara untuk motor besar harganya Rp 150 ribu,” tuturnya
Ia mengklaim, saat pandemi COVID-19, usahanya itu yang paling bertahan dan tak gentar dengan virus yang berasal dari China ini.
Modal Kreatif
Produk Cover Shock Motor harus memiliki kreatifitas. Edi bilang, produk yang dijualnya ini berbahan dasar dari pipah air dan cat. Bahan dasar itu, yang dicoba dikreasikan agar memiliki nilai ekonomis, yang akhirnya menjadi Cover Shock Motor.
Edi menambahkan, untuk membuat Cover Shock Motor dari pipah itu, diketahuinya dari Youtube. Awalnya, dirinya hanya ingin mencoba-coba membuat Cover Shock Motor untuk memperindah motornya. Usai membuat itu, ternyata banyak orang yang tertarik dan ingin dibuatkan dengan hal yang sama.
“Saat saya membuat itu, banyak orang yang ingin dibuatkan. Mulai dari itu, saya menilai bahwa produk itu, memiliki nilai ekonomis, sehingganya saya mencoba membuat lebih banyak dan saja jual, dan ternyata banyak yang membeli. Akhirnya produk ini saya jadikan sebagai pekerjaan saya,” katanya
Tak hanya kreatif membuat produk, kata Edi, untuk memasarkan produk harus juga kreatif, apalagi di tengah pandemi ini. Pengetahuan penjualan melalui media sosial harus menjadi persyaratan utama jika ingin beradaptasi dengan wabah ini.
“Kalau kita mengetahui melakukan pemasaran melalui media sosial, pasti kita bisa beradaptasi tadi dengan wabah ini. Saya yakin jika hal ini dilakukan, pasti semua usaha tidak akan berdampak dengan pandemi,” ujarnya
Meski begitu, Edi berharap pandemi COVID-19 ini bisa cepat berakhir, agar semua orang bisa kembali beraktivitas secara normal. Usaha-usaha lainnya juga diharapkannya, bisa dapat cepat beradaptasi dengan wabah ini.
“Banyak media sosial, banyak tokoh-tokoh online yang bisa dimanfaatkan, semua itu kita bisa gunakan di tengan pandemi ini. Kita harus lebih kreatif untuk menghadapi virus ini,” tutup Edi Raat.