Penampakan Hantu Tambun di Gedung Sam Rat (3)

Ilustrasi Hantu (Sumber foto: Pixabay)

Penadata, Fiksi – Ternyata Robin pingsan di dalam gedung. Disaat mengambil HP dan tas, Hantu Tambun itu sangat nampak tepat berada disampingnya. Saat ia menoleh ke kiri, Hantu Tambun itu menampakan cahaya merah di matanya. Sekejap, Robin pun pingsan karena ketakutan

Lalu darimana asal bunyi peralatan dapur itu? Ternyata bunyi itu berasal kawanan kucing sedang berebut makanan di atas meja. Di meja itu ada tumpukan peralatan dapur dekat tempat memasak. Tak ada kejadian sama sekali bahwa Robin sedang melawan Hantu. Bukan. Suara itu muncul setelah Robin pingsan

Bacaan Lainnya

Setelah siuman ia langsung berteriak memanggil ibunya. Kata Robin, saat bangkit dari pingsan, ia langsung  berteriak. Lucunya, selama ia pingsan, celananya basah. Dia kencing di celana. Ya amplop! Robin juga ngompol ternyata

Bahkan kata Robin, karpet hijau yang biasa dipakai diskusi itu basah. Jadi, ketika nanti karpet berbau kencing, itu tak lain ada kencing Robin. Bukan salah Robin, tapi itu ulah Hantu Tambun. Robin berjanji akan mencuci karpet. Kita kawal janji Robin. 

Robin sudah berada di depan Henci. Ia lari seperti dikejar seseorang dari dalam. Henci sedang menerima telepon. Sementara Robin sangat ketakutan. Ia seperti kehabisan napas. Henci sudah selesai menerima telepon. Ia menarik tangan Robin seketika. 

“Ayo! Kita ke langsung pulang saja”, ajak Henci sambil menarik tangan robin lalu berlari dari depan gedung ke jalan.

“Tunggu! pelan-pelan hen”

Robin merasa ada yang mengganjal. Bagian bawah tubuhnya terasa dingin.  Ada yang basah. 

“Waduh! Kenapa celanaku basah?” Tanya Robin sambil menatap muka Henci

“Ha-ha-hah! Henci, celana kamu juga basah, kenapa? tanya Robin 

“Sepertinya nasib kita juga sama, ngompol”, kata Henci sambil tertawa

Sekejap suasana hening. Jalan masih tetap sepi dari lalu lintas yang biasa meramaikan depan gedung. Namun suasana di ujung sana tampak berbeda. Di pertigaan jalan, orang-orang sedang berkerumun. Entah apa yang mereka saksikan. 

Ada yang menangis, ada pula suara sedang melantunkan sholawat. Henci dan Robin penasaran. Apa yang sedang terjadi? 

“Robin, ayo kita kesana. Sepertinya ada orang baru saja kecelakaan”

“Ah! Sepertinya bukan!”, kata Robin

“Lalu, mereka sedang apa menurutmu?”

“Sepertinya mereka sedang menonton siaran langsung, hen”

Henci adalah Ultras Bola. Ultras bola adalah sebutan bagi suporter sepak bola yang sangat fanatis dan ekstrim. Henci supporter fanatik tim panser Jerman dan Bayern Munchen. Saking fanatiknya, ia dengan cepat menebak;

“Berarti mereka sedang menonton bola!”

“Tapi ada yang menangis dan sholawat. Masa nonton bola menangis dan sholawat?”, Robin menimpali

“Benar juga, ya. Lalu mereka nonton apa?”

“Ayo kita ke sana saja, hen”

“Ayo!”

Tibalah mereka di pertigaan jalan. Orang-orang sedang berkerumun itu berada di sisi kiri pertigaan jalan. Di situ, ada warung kelontong yang tiap hari buka. Mulai dari pukul 16.00 hingga pukul 23.00 WITA. Warung ini juga tempat mangkal anak-anak muda yang doyan rokok ketengan. Halaman warung cukup menampung puluhan orang.

Henci dan Robin nampak tak bisa menyaksikan langsung apa yang sedang terjadi di TV. Padatnya kerumunan menghalangi layar TV. Mereka terus berupaya bisa sampai ke depan. Saking penasaran apa yang sedang terjadi, mereka menerobos kerumunan warga.

Perjuangan sampai ke depan pun tak mudah. Bau ketiak plus bau keringat warga mewarnai hidung Henci dan Robin. Namun, bau itu sekejap hilang dari hidung mereka ketika tangisan keras dan lantunan sholawat membesar. 

Sampailah mereka di depan dan dekat layar TV. Alhasil, mereka lihat ternyata di luar dugaan. 

“Astagfirullah! Robin, bukankah itu Presiden Gus Dur!?” 

“Ya Allah. Iya, hen. Itu Gus Dur”

Ternyata, Henci dan Robin sedang menyaksikan siaran tunda pada tanggal 23 Juli. Di TV, Gus Dur sedang keluar Istana kepresidenan sambil melambaikan tangan kepada masa militan Nahdliyin dari berbagai penjuru di tanah Jawa yang memadati depan Istana

Masa militan Nahdliyin ini siap mati membela Gus Dur. Henci dan Robin merekam dengan baik Gus Dur keluar Istana pakai celana pendek sambil menenangkan massa Nahdliyin. Gus Dur rela meninggalkan Istana dan jabatan tanpa pertumpahan darah sedikitpun. 

Apakah Henci dan Robin cuek dengan celana basah?

(Bersambung)

Penulis: Djemi Radji

Pos terkait