Bicara Data – Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 yang sejak bulan juli diterapkan di Gorontalo ternyata tak mempengaruhi transportasi udara. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, penumpang yang melalui Bandara Jalaluddin Gorontalo mulai menunjukan peningkatan.
Tercatat, pada bulan Januari 2021 penumpang yang berhasil berangkat dari Bandara Jalaluddin Gorontalo sebanyak 6,918 jiwa, sementara yang datang ada 7,895 jiwa. Pada bulan Februari mengalami penurunan penumpang yang berangkat, yaitu hanya 6,475 jiwa, dan yang datang menurun menjadi 6,686 jiwa.
Namun, pada bulan Maret, penumpang yang melalui Bandara Jalaluddin Gorontalo kembali mengalami kenaikan, di mana yang berangkat ada 10.201 jiwa, dan yang datang 10,270 jiwa. Pada bulan April kembali lagi mengalami kenaikan, di mana yang berangkat ada 10,356 jiwa dan yang datang ada 10,438 jiwa.
Namun sayangnya, pada bulan Mei penumpang yang melalui Bandara Jalaluddin Gorontalo mengalami penurunan yang signifikan yaitu, yang berangkat hanya 8,266 jiwa saja, dan yang datang 8,050 jiwa. Tapi anehnya, pada bulan juli, kembali ada kenaikan penumpang meski Pemerintah Provinsi dan kabupaten/Kota menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.
Tercatat, pada bulan juli, penumpang yang melalui Bandara Jalaluddin Gorontalo, yang berangkat ada 11,726 jiwa, dan yang datang ada 12,801 jiwa. Pertanyaannya, apakah Mobilitas yang terjadi di Bandara Jalaluddin Gorontalo dapat mempengaruhi peningkatan kasus yang terjadi di Gorontalo?