Marten Taha Sampaikan Strategi Penanganan Pandemi Kota Gorontalo ke Staf Kantor Presiden

Wali Kota Gorontalo memberikan sambutan walikot saat Verifikasi Lapangan Terkait Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi di Kota Gorontalo Oleh Tim Kantor Staf Presiden (Foto: Humas Pemkot Gorontalo)

Penadata, Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Marten Taha sampaikan strategi percepatan penanganan pandemi Covid-19 di Kota Gorontalo kepada Tim Kantor Staf Presiden yang  dipimpin oleh Ade Irfan Pulungan saat Verifikasi Lapangan Terkait Penanganan Covid-19 di Gedung BLY Kota Gorontalo pada, Jum’at [13/82021] kemarin. 

Marten menjelaskan, data kasus Covid-19 di Kota Gorontalo per 12 agustus 2021 ada sejumlah 3770 jiwa sejak ditemukannya pasien pertama Covid-19 pada tanggal 12 April 2020, dengan tingkat kesembuhan 82,94 persen. Angka kematian 3,28 persen hampir sedikit berada di angkat tingkat Nasional.

Bacaan Lainnya

“Peningkatan angka kematian itu terjadi nanti pada minggu pertama bulan agustus ini. Sedangkan tingkat kasus aktif ada 13,7 persen, dan ketersediaan tempat tidur alias bed occupancy rate (BOR) masih terjaga dibawa 50 persen, atau berada pada 38,13 persen,” kata Marten Taha

Sebenarnya, kata Marten, di Gorontalo, hanya Rumah Sakit Aloe Saboe yang ditunjuk Kementerian Kesehatan menjadi rumah sakit rujukan Covid-19. Pasien-pasien yang berada di luar Kota Gorontalo akan melakukan perawatan di rumah sakit milik Pemerintah Kota Gorontalo itu. Sehingga pihaknya berpacu menurunkan angka bed occupancy rate (BOR).

“Kemarin, saya kembali menambah satu gedung gedung dengan kapasitas 90 tempat tidur untuk menurunkan angka bed occupancy rate (BOR) itu, kalau tidak, angkat itu bisa berada di atas 85 persen. Alhamdulillah dengan penambangan tempat tidur, BOR kita bisa turun,” ucapnya

Marten menjelaskan adanya kasus yang melonjak di Kota Gorontalo, karena pihaknya banyak melakukan tracking (pelacakan), tracing (penelusuran) dan testing (pengujian), sehingga kasus harian meningkat. 

“Namun, pada awal agustus ini, kasus Covid-19 di Kota Gorontalo sudah mulai menurun, karena berbagai upaya yang kita lakukan yaitu melakukan penanganan dari hulu ke hilir,” ucapnya

Selain penangan Covid-19, pihaknya juga melakukan vaksinasi dari hulu hilir untuk mensukseskan program vaksinasi massal oleh Pemerintah Pusat. Begitu juga melakukan program jaring pengamanan sosial untuk masyarakat yang terdampak pandemi dan pemulihan ekonomi. 

“Selama ini, itu yang kita lakukan bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Meski begitu, program-program yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) bisa dijalankan,” ujarnya

Marten menambahkan pihaknya juga membangun posko Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai dari tingkat kelurahan yang berbasis RT/RW, yang akhirnya terbentuk 50 Posko dari 50 kelurahan, dari 9 Kecamatan.

“Di kelurahan-kelurahan itu, dipimpin oleh Lurah dan dibantu oleh OPD, dan Karang Taruna, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan TNI Polri. Kecamatan juga begitu, dan Kita sebagai pemerintah Kota Gorontalo juga bekerjasama dengan dandim dan Polres,” tuturnya

Di setiap posko, kata Marten, dirinya memberikan anggaran Rp 100 juta setiap kelurahan untuk mendukung pelaksanaan PPKM. Melalui posko itu, dilakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat tentang penerapan protokol kesehatan, dan melakukan tindakan secara dini dalam penanganan Covid-19. 

“Puskesmas yang ada di Kota Gorontalo melakukan tracking (pelacakan), tracing (penelusuran) dan testing (pengujian) kepada masyarakat khususnya kepada pasien yang terpapar Covid-19,” ucapnya

Selanjutnya, kata Marten, pihaknya juga melakukan pembagian masker kepada masyarakat, dan melakukan razia penerapan protokol kesehatan yang dilakukan setiap hari, di tempat-tempat keramaian, seperti pasar, warung kopi, rumah makan, dan tempat lain yang menimbulkan kerumunan.

“Jika apabila kita menemukan ada masyarakat yang tidak menerapkan prokes, kita berikan sanksi sosial, misalnya kita swab antigen di tempat. Kita juga selalu melakukan penyemprotan desinfektan di wilayah yang terpapar Covid-19” katanya

Pihaknya juga membagikan pembagian sembako kepada keluarga yang terpapar Covid-19. Marten menjelaskan, sembako yang diberikan itu terlepas dari program jaring pengamanan sosial. Pihaknya juga melaksanakan program vaksinasi merdeka yang dilakukan di setiap kelurahan untuk menekan penyebaran virus corona dan percepatan vaksinasi.

“Vaksinasi yang kita lakukan ini, kita laksanakan di setiap kelurahan secara bergantian tiap hari, agar kita bisa melakukan pendataan dan penanganan. Diharapkan dengan waktu yang tak lama, semua masyarakat bisa tervaksin,” kata Marten

Marten menjelaskan dari 201 ribu jiwa penduduk Kota Gorontalo, target vaksin pihaknya adalah 159,606 jiwa, sedangkan yang sudah mengikuti vaksin untuk dosis pertama 59,917 jiwa atau 37,54 persen, dan dosis kedua 38,337 jiwa atau 24,4 persen. Capaian itu merupakan capaian tertinggi di Provinsi Gorontalo. 

“Semua itu termasuk tenaga kesehatan, pelayanan publik, masyarakat umum, lansia, dan usai 12-17 tahun,” tutup Wali Kota Gorontalo, Marten Taha

Pos terkait