Isu Peralihan Buol Ke Gorontalo, Mahasiswa: Argumentasi Kedua Kelompok Tak Berdasar

Anton Hamid, salah satu Mahasiswa Buol di Gorontalo (Foto: Istimewa)

Penadata, Gorontalo – Isu peralihan Kabupaten Buol untuk bergabung di Provinsi Gorontalo yang ramai diperbincangkan di berbagai media sosial dan pemberitaan, dinilai tak punya landasan yang kuat. Kelompok yang setuju atau bahkan yang menolak, hanya membawa narasi yang tak berdasar dan irasional untuk diserap oleh masyarakat. 

Hal tersebut disampaikan oleh salah satu Mahasiswa Buol yang ada di Gorontalo, Anton Hamid saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (2/3/2021). Menurutnya, kedua kubu baik yang pro dan kontra, hanya mempertontonkan gagasan emosional, dan tendensius.

“Sejauh ini yang saya mengamati, mereka (kedua kelompok) tidak memiliki argumentasi yang jelas terkait peralihan Kabupaten Buol ke Gorontalo bagi yang pro, dan menolak untuk bergabung dengan Gorontalo bagi yang kontra,” kata Anton Hamid

Bacaan Lainnya

Tak hanya itu, Kata Anton, kelompok pro dan kontra hanya membuat gadu masyarakat Kabupaten Buol dengan aksi-aksi atau narasi yang dipertontonkan kedua kubu, yang akhirnya menimbulkan perpecahan antara dua kubu yang imbasnya ke masyarakat di akar rumput.

“Kedua kubu ini, tidak mampu menyampaikan apa sebenarnya yang menjadi pijakan kuat atas keinginan mereka untuk bergabung atau tidak mau bergabung dengan Gorontalo. Keduanya hanya saling menampilkan egoisme kelompok dan saling serang di media sosial,” ucapnya

Seharusnya, kata Anton, kedua kelompok tersebut melakukan kajian secara mendalam dari berbagai pendekatan, baik itu pendekatan ekonomi, politik, sosial, kesehatan, budaya dan lain-lain, yang bisa menjadi rujukan kuat agar semua kalangan bisa memahami apa yang menjadi aspirasi kedua pihak.

Misalnya, untuk kelompok yang setuju, adakah argumentasi kuat ketika Kabupaten Buol bergabung dengan Provinsi Gorontalo mampu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat. Begitupun kelompok yang tak setuju, apakah ada jaminan ketika Kabupaten Buol masih bergabung di Provinsi Sulawesi Tengah, segala persoalan dapat teratasi?. Semua itu harus di jawab.

“Kedua kelompok, harus membuat studi kelayakan mengenai isu ini. Jangan sampai persoalan ini hanya berkutat kepada para elit yang memanfaatkan situasi ini. Kedua kelompok harus membuka ruang diskusi bersama, dan melibatkan semua komponen, agar masyarakat yang tidak paham, bisa memahami duduk persoalan ini,” pungkasnya Mahasiswa akhir Studi ini.

Penulis: Sarjan Lahay

Pos terkait