Kakankemenag Kota Minta Penyuluh Agama Tingkatkan Jumlah Objek Binaan

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo, Misnawaty S. Nuna saat membuka kegiatan pengarusutamaan moderasi agama dan wawasan kebangsaan, pada Senin (06/07/2021) di Aula PLHUT. (Foto; Humas)

Penadata, Kota Gorontalo – Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo, Misnawaty S. Nuna meminta kepada para penyuluh agama untuk memperbanyak objek binaan agar masyarakat dapat memahami moderasi beragama secara utuh.

Hal tersebut disampaikan Misnawaty, saat membuka kegiatan pengarusutamaan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan bagi penyuluh agama islam di lingkungan kantor Kemenag Kota Gorontalo, pada Senin (06/09/2021), bertempat di Aula PLHUT.

Bacaan Lainnya

Misnawaty mengatakan, bahwa objek penyuluhan tidak hanya TPQ ataupun majelis taklim. Akan tetapi kata ia, untuk menyebarkan moderasi beragama maka para penyuluh harus masuk di ruang-ruang tradisi masyarakat. 

“Objek penyuluhan itu tidak melulu itu misalnya TPQ atau majelis taklim, akan tetapi juga terkait dengan moderasi beragama tentang pelestarian yang ditandai dengan adanya kerukunan umat beragama,” ujar Misnawaty.

Ia menilai, saat ini masih banyak tradisi keislaman yang masih belum tersentuh oleh para penyuluh agama di tingkat kecamatan. Padahal menurutnya, hal itu menjadi potensi yang sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai upaya memperkuat moderasi beragama.

“Di gorontalo ini kan ada kan ada yang namanya grup-grup zikir, dikili, me’iraji. Kalian (penyuluh) itu sebenarnya bisa masuk kesana ikut belajar di sana kemudian mengembangkan kearifan-kearifan lokal gorontalo yang lama-lama ketika kita tidak melestarikan bersama budaya ini akan hilang, siapa lagi kalau bukan kita,” jelasnya.

Misnawaty menerangkan, penyuluh agama tugasnya adalah untuk melakukan pembimbingan kepada umat, dalam rangka membina mental ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa. 

“Jadi saya kira bahwa penyuluh agama diberi tugas untuk bertanggung jawab juga berwenang untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat. Yang tentunya harus dimulai dari diri sendiri sebelum menjadi teladan,” tutup Misnawaty.

Pos terkait