Kakankemenag Kota: Pramuka Berkontribusi Memberikan Pendidikan Karakter

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo, Misnawaty S. Nuna saat membawa materi di kegiatan kursus orientasi Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan Pramuka se-Kota Gorontalo. (Foto: Humas)

Penadata, Kota Gorontalo – Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo, Misnawaty S. Nuna mengatakan, hadirnya gerakan pramuka di jenjang pendidikan formal akan mendukung penguatan pendidikan karakter yang telah direncanakan melalui gerakan nasional revolusi mental.

“Oleh karena itu generasi milenial perlu diberikan kesempatan untuk berkiprah dan berkreasi dalam kegiatan yang berbasis kepramukaan, sehingga karakter tersebut dapat terbentuk dalam diri insan pramuka,” terang Misnawaty, Kamis (23/09/2021).

Bacaan Lainnya

Hal tersebut, diungkapkan Misnawaty, saat membawakan materi “Arah Kebijakan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan dan Ekskul Kepramukaan Pada Kementerian Agama” di kegiatan kursus orientasi Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan Pramuka se-Kota Gorontalo, yang diselenggarakan Gerakan Pramuka Kwartir cabang Kota Gorontalo.

Kegiatan yang bertempat di Banthayo Lo Yiladiya, Kamis (23/09/2021), diikuti oleh Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri/Swasta, Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri/Swasta, Kepala Sekolah Dasar Negeri, Kepala Sekolah Menengah Pertama.

Kata ia, di usianya yang ke 60, gerakan pramuka semakin terasa dibutuhkan sebagai jawaban dampak negatif perubahan zaman dan teknologi, yang menimbulkan keragaman budaya bangsa.

“Gerakan pramuka berdiri pada shaf paling depan dalam menangkal arus negatif perubahan. Sehingga kementerian Agama sangat mendukung kegiatan pramuka sebagai ekstra kurikuler, karena melalui kegiatan pramuka ini siswa dilatih menjadi pribadi yang mandiri, melatih kedisiplinan, kebersamaan, serta belajar mencintai alam yang mungkin tidak diajarkan di mata pelajaran wajib,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, bahwa Kemenag kota gorontalo telah mencanangkan pendidikan kepramukaan menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib pada pendidikan tingkat dasar dan menengah, yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik.

“Nilai-nilai penghayatan dan pengalaman kepramukaan harus diberikan bagi siswa di satuan pendidikan tingkat dasar (MI), tingkat menengah pertama ( MTs), dan tingkat menengah atas (MA), serta menengah kejuruan (MAK),” pungkas Misnawaty.

Pos terkait