Pekan Studio Pangan Hartdisk Jajakan Kuliner Khas Gorontalo

Suasana Pekan Studio Pangan Huntu Art Distrik Sore Hari. Foto Fadhil

Penadata, Gorontalo – Huntu Art Distrik (Hartdisk) menggelar pekan studio pangan di Desa Huntu Selatan, Kecamatan Tapa, Bone Bolango. Kegiatan tersebut dimulai sejak jumat 26 hingga minggu 28 november 2021.

Awaludin Ahmad, salah satu pengelola Hartdisk mengatakan, Pekan Studio Pangan merupakan giat pendamping dari Pasar Seni Warga yang sebelumnya telah dilaksanakan.

“Maksudnya pendamping ini memastikan bahwa makanan lokal yang disajikan di pasar seni warga itu penyajiannya higenis, mengutamakan ramah lingkungan, ramah iklim. Ketika misalnya kita mengkonsumsi makanan luar Gorontalo ada jejak karbon yang panjang. Begitu juga ramah lingkungan artinya kita berupaya makanan itu bebas dari plastik sekali pakai,” tutur Awal sapaan akrabnya.

Saya sendiri mengunjungi Pekan Studio Pangan Warga. Memasuki halaman depan, akan nampak sejumlah kreasi seni yang berbahan dasar alam seperti bambu, rotan, ijuk dan lain sebagainya.

Sejumlah ibu-ibu menjajakan kuliner lokal. Untuk membeli kuliner tersebut orang-orang diberikan alternatif koin dari bahan kelapa. Penukarannya Rp. 6000 per satu koin kelapa.

Sejumlah warga pun turut memasuki area pekan studio pangan warga. Kata salah satu pengunjung pada saya, area ini semakin sore makin ramai. Awal mengatakan, studio pangan ini merupakan inisiasi dari pengelola Hartdisk sejak 2020.

“Implementasinya itu ada di pasar seni warga. Kebetulan pasar belum buka, dan jajanan ibu-ibu ada terus, jadi kami gabungkan dari jumat sampai minggu untuk Studio Pangan,” ucap dia.

Sambungnya, di studio pangan ini ada sejumlah ibu-ibu mendemokan cara memasak makanannya. Pengelola Hartdisk menyebutnya pengarsipan makanan Gorontalo.

“Seperti memasak Bilenthango, Ilotinga, Ilabulo, Ilepao kami dokumentasikan dalam bentuk video,” kata Awal.

Selain menjajakan kuliner khas Gorontalo, Hartdisk juga mengundang sejumlah akademisi, budayawan, sejarawan yang membagi pengetahuan pada warga tentang sebab mengapa kita mengonsumsi makanan lokal, hubungannya dengan menjaga lingkungan dan pentingnya memanfaatkan pangan lokal.

“Harapan kami banyak lagi orang-orang lebih mencintai makanan yang berasal dari daerah sendiri. Mengolah bahan pangan yang berasal dari Gorontalo seperti sagu, ubi dan lainnya,” tutur dia.

Pekan Studio Pangan ini bekerjasama dengan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) dengan program Kabupaten Lestari.

Saya pun mencoba salah satu kuliner khas Gorontalo, bubur sagela. Bubur hangat dengan dabu-dabu sagelanya terasa pedas namun nikmat. Suasana pedesaan menambah nyaman saat menikmati kuliner khas Gorontalo itu.

Saya duduk di dekat sebuah lukisan GusDur presiden ke empat Republik Indonesia yang dibuat oleh pengelola Hartdisk. Dalam lukisan itu tertulis “Negeri ini paling kaya di dunia. Tapi sekarang Negeri ini jadi melarat karena PARA KORUPTOR tidak ditindak Tegas!”.

Penulis: Fadhil

Pos terkait