Kota Gorontalo – Kepala Kantor Kementeriam Agama Kota Gorontalo, Misnawaty S. Nuna memaparkan sejumlah program strategis yang saat ini sementara dilaksanakan di Kemenag Kota Gorontalo, Sabtu (25/12/2021).
Hal tersebut dipaparkan Misnawaty, saat menjadi narasumber dalam Talkshow yang digelar oleh RAL FM Gorontalo.
“Kurang lebih sepuluh bulan saya menjabat sebagai pimpinan kemenag kota, saya terus berupaya memperbaiki layanan-layanan yang ada. Kita punya UUD pelayanan publik dan ini adalah acuan kita paling utama,” ujar Misnawaty.
Dalam kesempatan itu, Misnawaty menyampaikan bahwa program-program yang ia terapkan di lingkungan kantor kemenag kota merupakan pendekatan kebudayaan atau kearifan lokal yang hal tersebut juga bagian dari salah satu indikator moderasi beragama.
“Kami memakai bahasa-bahasa gorontalo juga dalam rangka menerapkan moderasi beragama yakni kearifan lokal,” ucapnya.
Program-program tersebut disebutkan Misnawaty seperti; Panita (Penanggulangan Iman Terhadap Gratifikasi), O’adabu (Optimal, Beradab, Amanah, dan Unggul), Tolopani (Toleransi Lokomotif Perdamaian Negeri) Podcast, Kalesani (Kantin Halal dan Sangat Nikmat)
Selain itu, sebagai upaya mendukung program prioritas revitalisasi KUA, Misnawaty juga mempunyai program ditingkatan KUA yakni Akaji (Akuntabel, Jujur, dan Integritas).
“Bahasa-bahasanya lebih mendekatkan kepada masyarakat, pokoknya orang kalau menyebutkan Akaji kan pikirannya ke KUA. Nah, apalagi KUA Kec. Dungingi saat ini termasuk dalam salah satu prioritas revitalisasi KUA,” jelas Misnawaty.
Lebih lanjut, untuk layanan pendidikan di madrasah dirinya menamakan Mosikola (Moderat, Simpatik, Kompetitif dan Kolaborasi). Kemudian, di wilayah layanan haji dan umroh dinamai Lamahu (Layanan Penerima Haji dan Umrah). Terakhir, untuk layanan zakat diberi nama Orasawa (Optimalisasi Sumberdaya Tanah dan Wakaf).
“Ini merupakan program terobosan yang lahir dari diskusi saya dengan kawan-kawan di kantor, termasuk tindaklanjut dari rapat kerja dengan Menag RI,” pungkasnya.