Oleh : Guslan Batalipu
Opini – Saat ini Boalemo Kontroversial hingga memicu kekisruhan antara pemerintah daerah dan DPRD Boalemo di gedung DPRD Boalemo dini hari.
I Look Boalemo merupakan kebijakan Pemda Boalemo melalui Dinas Pariwisata yang di launching pada 18 januari 2022. I Look Boalemo bertujuan untuk mempromosikan pariwisata dan membuka peluang investor di Kabupaten Boalemo. Namun I Look Boalemo layaknya kebijakan Pemda yang lain tentu tidak berjalan mulus karena tidak pernah lepas dari kritik Mahasiswa dan Masyarakat Sipil.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Boalemo melakukan aksi protes terhadap kebijakan Pemda tersebut karena dinilai tidak berdampak untuk kesejahteraan masyarakat. PMII menilai I Look Boalemo merupakan inovasi yang buruk dan hanya bertujuan mendongkrak popularitas Anas Jusuf sebagai Bupati Boalemo definitif (pengganti Darwis Moridu yang terjerat kasus pidana).
Kegiatan serupa pernah digagas oleh Pemda pada kepemimpinan mantan Bupati Rum Pagau (2011-2016) bertajuk festival Sail Tomini bahkan lebih besar dan menelan biaya yang tidak sedikit.
Pasca gerakan sahabat-sahabat PMII Boalemo. DPRD merespon kemudian ditindaklanjuti melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dihadiri oleh Pemda Boalemo, sahabat-sahabat PMII Boalemo dan dipimpin oleh DPRD Boalemo.
Proses RDP ini bertujuan untuk menguak sejumlah problem terkait I Look Boalemo demi mencapai alternatif yang baik sesuai tuntutan PMII Boalemo. Namun sebaliknya RDP yang digelar bukan melahirkan alternatif melainkan kekisruhan antara Pemda dan beberapa anggota DPRD.
Sebelumnya DPRD mengaku belum menerima maupun membahas Ranperda sehubungan dengan I Look Boalemo. Maka hal ini memicu polemik dan saling tuduh antara dua lembaga pemerintahan tersebut.
I Look Boalemo yang diharapkan oleh Anas Jusuf adalah sebuah inovasi pada kenyataannya tidak sesuai harapan. PMII menilai tajuk I Look Boalemo dengan klaim inovasi ini sangat politis dan tidak berpihak pada rakyat.
Karena selama PMII dalam mengawal penyelenggaraan pemerintahan DAMAI (Darwis Anas Insya Allah Amanah) sangat jauh dari inovasi dan masih bersifat prosedural seremonial dan alhasil pemerintahan ini banyak mengahasilkan preseden-preseden buruk misalnya kasus korupsi, narkoba yang menjerat pejabat-pejabat daerah, serta manajemen APBD yang tidak bercermin pada RPJMD dan tidak adanya pelibatan partisipasi masyarakat secara aktif dan akuntabel.