Rifqinizamy: Tak Ada Penundaan Pemilu

Anggota DPR RI Rifnizamy Karsayuda memastikan seluruh fraksi di Komisi II DPR RI telah sepakat bahwa penetapan pelaksanaan pungut hitung Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024.
Anggota DPR RI Rifnizamy Karsayuda saat menjadi narasumber di Diskusi ‘Dialektika Demokrasi’ dengan tema ‘Wacana Penundaan Pemilu, Sikap DPR?’ di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Kamis (10/3/2022). Foto: (Istimewa)

Jakarta – Anggota DPR RI Rifnizamy Karsayuda memastikan seluruh fraksi di Komisi II DPR RI telah sepakat bahwa penetapan pelaksanaan pungut hitung Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024. 

Hal itu ditegaskan untuk menanggapi wacana penundaan pemilu atau perpanjangan masa kepemimpinan Presiden RI menjadi tiga periode yang sedang muncul belakangan ini disebabkan karena belum pulihnya perekonomian Indonesia.

Bacaan Lainnya

“Saya kira (penetapan pelaksanaan jadwal pemilu) ini sesuatu yang sudah clear dan tidak perlu kita berdebat cukup panjang, walaupun ada ruang perdebatan terkait dengan keinginan untuk melakukan amandemen konstitusi,” ujar Rifqi Kamis (10/3/2022).

Menurutnya, untuk membuka kembali wacana amandemen konstitusi membutuhkan tahapan yang cukup panjang. Ia menilai amandemen konstitusi itu dinilai seperti membuka kembali kotak pandora bagi proses berbangsa dan bernegara.

“Karena itu kami berpandangan momentum (penundaan pemilu) tidak tepat untuk kita memunculkan wacana itu. Saya hanya men-deliver pernyataan resmi dari DPP PDI-P terkait sikap ini dan juga sesuai sikap pimpinan kami,” ucapnya

“Ketua DPP Bidang Politik, ibu Puan Maharani yang  juga ketua DPR menegaskan hal serupa,” sambungnya

Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengakui secara global ada riset yang membuktikan bahwa ada kecenderungan perlambatan ekonomi menjelang pemilu. Namun, tidak pernah ada pemilu yang menyebabkan terjadinya turbulensi ekonomi.

“Apalagi, kita sudah punya pengalaman penyelenggaraan pilkada pada tahun 2020, yang justru argumen para pihak pejabat publik kita dan elit partai politik kita, menempatkan Pilkada sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi daerah,” urai Titi

Pos terkait