Gorontalo – Forum Alim Ulama NU yang terdiri dari para Kiai sepuh dan pimpinan Pondok Pesantren NU di Gorontalo melakukan pertemuan dalam rangka membahas sejumlah poin yang akan menjadi pijakan bersama demi keberlangsungan NU di Gorontalo pada Rabu (18/5/2022).
Hadir dalam forum tersebut diantaranya Qadhi Kota Gorontalo, KH Abdul Rasyid Kamaru, Pimpinan Ponpes Sirojuth Tholibin Kiai Masduki Al-Jabalani, Pimpinan Darul Qur’an Kiai Sulis, Pimpinan Pondok Darul Madinah Kiai Zubair, Pimpinan Pondok Khairul Hikmah Ustadz Wily Hakim Lawani,.
Ada Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafiiyah KH Abdullah Aniq Nawawi, Ustadz Hamka Biahimo, Pengajar di Pesantren Al-harakah An-Nahdliyah KH Muhyidin Zeni, Ustadz Adin Mustofa dan Pengasuh Majelis Nurul Huda, Ustadz Rionaldi Doe.
Agenda yang dilaksanakan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ‘Sorga’ itu melahirkan 19 rekomendasi, tiga diantaranya yakni mewujudkan supremasi Syuriyah, adanya rencana program strategis Nahdlatul Ulama di tingkat kultur dan struktur, serta memprioritaskan sosok pemimpin NU ke depan adalah figur yang memiliki jiwa “santri”.
Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Kabupaten Pohuwato KH Abdullah Aniq Nawawi yang menjadi juru bicara pertemuan itu menjelaskan, bahwa forum alim ulama NU diselenggarakan berdasarkan suara dari kalangan kultur NU, termasuk suara dari kalangan pondok pesantren NU di Gorontalo.
“Salah satunya yang menjadi pembahasan kami ialah, bagaimana tegaknya supremasi kepemimpinan Syuriah. Agar setiap kebijakan umum yang diputuskan perhimpunan NU melalui pertimbangan dan arahan syuriah, termasuk masukan dari pimpinan pondok NU,” kata Gus Aniq sapaan akrabnya.
“Karena di dalam NU selain menjunjung tinggi istisyarah (bermusyawarah), kita juga sangat mempercayai istikharah (petunjuk dari Allah). Itulah mengapa pimpinan tertinggi kita adalah Syuriyah, karena beliau-beliau ini adalah Kiai yang dianggap mumpuni dalam kedua hal tu,” sambungnya
Lebih lanjut, Akademisi di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) itu juga mengatakan, selain tegaknya supremasi syuriah sebagaimana yang ditekankan Rais A’am PBNU KH Miftachul Akhyar pada khutbah iftitah di muktamar lalu, forum itu juga merumuskan adanya program-program strategis di tiap level kepengurusan NU, baik ditingkat PW dan PC.
“Misalnya,, memastikan Lembaga-lembaga NU di tiap level kepengurusan memiliki program kerja yang jelas, terukur dan mampu berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam pencapaian visi-misi NU, khususnya proses penguatan ‘amaliyah, fikrah dan harakah NU, perhatian kepada warga nahdliyyin, lingkungan, dan hal-hal lain,” jelasnya
“Semua itu, dalam rangka mendukung visi besar muktamar lalu, yaitu merawat jagat dan membangun peradaban. Tentu semua akan kita lakukan secara perlahan sesuai kemampuan kita” sambungnya
Selain itu, kata Gus Aniq, forum alim ulama NU juga menyampaikan sebuah aspirasi terkait pemimpin tanfidziyah ke depan betul-betul mempertimbangkan akhlak dan adab seorang santri, seperti penghormatan pada kiai dan syuriyah, juga kedekatan pada pesantren dan kultur NU.
“Selain dua poin tadi, forum ini menyepakati bahwa dalam pemilihan ketua tanfidz di berbagai level nantinya, akan memprioritaskan seorang figur “santri” yang memiliki nilai-nilai akhlak dan ideologi Aswaja an-Nahdliyah,” paparnya.
Aspirasi para kiai yang kemudian disusun dalam sebuah resolusi NU ini ditandatangani bersama oleh semua peserta kemudian “disowankan” pada Rais PWNU dan juga PCNU-PCNU seluruh Gorontalo. Setelah membaca naskah resolusi ini, para Rais merestui semua poin-poin yang ada dan juga menandatanganinya.
Saat ditanya siapakah sosok yang memiliki jiwa santri itu dalam konferwil nanti? Menurut forum alim ulama Gorontalo, kata Gus Aniq, bahwa para kiai dan pimpinan-pimpinan pondok pesantren NU di Gorontalo yang tergabung dalam forum itu berharap figur seperti KH Rasyid Kamaru yang nantinya memimpin Tanfidziyah NU.
“Secara umum sosok santri itu bisa siapa saja, asalkan memiliki jiwa santri. Hal ini menurut kami sangat penting agar misi supremasi syuriyah itu bisa terealisasi. Tetapi secara khusus kami berharap dan mendukung KH Rasyid Kamaru untuk memimpin NU Gorontalo ke depan. Adapun Rais Syuriyah, kami serahkan sepenuhnya pada Ahwa di konferwil nanti.”
“Selain beliau adalah ulama yang cukup disegani kalangan Nahdliyin di Gorontalo, beliau juga adalah sosok yang bisa diterima semua kalangan, dan ini penting untuk kekompakan Nahdliyyin ke depan,” tuturnya
Meski tak hadir karena agenda lain, Pengasuh Ponpes Alkhairaat Kota Gorontalo KH Muin Mooduto dan Pimpinan Ponpes Alkhairaat Boalemo Ustadz Sudarman Pusi sepakat atas hasil rekomendasi forum alim ulama tersebut.