PADA esok hari, Abdul menelepon robin usai pertemuan para pengurus pondok pesantren tempat ia mengabdi. Di sela-sela pertemuan itu, salah satu rekan kerja Abdul bertanya, apakah gedung samrat yang biasanya digunakan untuk kegiatan bisa dipinjam untuk agenda diskusi para tokoh agama.
Abdul menyarankan kepada rekan kerjanya itu untuk mencari lokasi lain. Alasannya jelas, ia tidak ingin rekan kerjanya mengalami hal yang sama. Abdul tentu trauma dengan kejadian yang ia alami kemarin. Ia berupaya meyakinkan kepada rekannya untuk tidak menginisiasi kegiatan-kegiatan pondok di sana.
Bahkan dalam forum itu abdul menyarankan agar agenda-agenda yang akan ditindaklanjuti itu dipusatkan di dalam pondok saja. Alasannya sederhana, selain meminimalisir anggaran kegiatan, agenda tersebut juga adalah upaya memperkenalkan kehidupan pondok pesantren pada kalangan luar.
“Robin, kau dimana? Jika tidak sibuk, tolong saya di jemput di pondok, ya”, kata Abdul.
Abdul naik ojol saat ke tempat kerja pagi tadi. Motor matik putih yang biasa menemani kemana ia pergi ternyata harus masuk bengkel lagi setelah oli mesin motor itu habis. Abdul baru sadar, sudah 3 bulan motor itu tak pernah ganti oli. Alhasil, motor abdul harus ‘turun mesin’, istilah bengkel. Ada beberapa komponen dalam mesin rusak dan harus diganti.
“Baik kak, saya menuju pondok”, kata robin di ujung telepon.
Sebagai tenaga abdi di pesantren yang cukup terkenal itu, Abdul tentu pas-pasan dalam segi keuangan. Adakalanya, gaji tenaga abdi tak bisa menutupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Akan tetapi, sebagai senior di sebuah organisasi biru-kuning, ia banyak melahirkan kader-kader yang militan yang bisa dimintai bantuan dalam segala urusan.
Meski dari segi keuangan tak cukup, tapi stok kader yang dilahirkan banyak dan tersebar di berbagai lembaga, baik di pemerintahan maupun non pemerintahan.
Tak seperti senior lainnya, Abdul cukup rapi dan telaten mengawal kaderisasi, baik di organisasi mahasiswa ekstra kampus maupun paguyuban mahasiswa yang ada. Konon, ia dijuluki ‘tukang kader’ atau spesialisasi kaderisasi.
Ia senantiasa setia mendidik adik-adiknya, hingga memastikan para kader benar-benar mendapatkan ‘nutrisi’ pengetahuan yang cukup untuk menjadi bekal dalam menghadapi berbagai situasi.
Menurut penilain sejumlah rekannya, ia sangat disiplin dan tegas dalam soal kaderisasi. Baginya, kunci organisasi adalah memastikan kaderisasi berjalan, agar regenerasi pada organisasi itu berjalan dengan baik, dan konflik organisasi sedini mungkin teratasi.
Tak lama kemudian, Robin tiba di pintu masuk pondok. Sementara Abdul sibuk merapikan buku ajar dan absensi siswa di atas mejanya.
Telepon genggam Abdul bergetar di atas meja. Panggilan masuk dari robin pertanda bahwa ia sudah tiba di depan pintu gerbang pondok. Namun pada saat panggilan masuk kedua, HP Abdul mati total. Ternyata sudah jadi tabiat, meski sudah di charge 100 persen, HP Abdul cepat habis batre.
Terkadang, Abdul mengeluh dengan hape-nya yang selalu tidak berpihak pada situasi. Dan ini pula yang membuat Abdul tak bisa melawan Hantu Tambun, akibat rapalan doa-doa untuk mengusir Hantu ada dalam HP yang sedang mati total..
Inilah yang membikin Abdul sempat merenung tepat di depan gedung samrat kemarin. Saat melawan hantu, ada beberapa rapalan doa yang terputus atau lompat. Ia tidak utuh merapalkan doa saat itu. Abdul enggan mengatakan itu kepada henci dan robin. Padahal, ia ingin sekali bilang, bahwa ketidakberhasilan saat mengusir hantu karena HP mati.
HP mati dan belum ada tanda-tanda kehadiran robin di dekat gedung ruangan pondok sebelah barat. Ia lupa saat menelpon robin, bahwa saat datang nanti, robin langsung masuk ke dalam pondok dekat gedung dewan guru.
Robin sudah setengah jam di depan pintu gerbang pondok. Pesan-nya belum dibalas Abdul, begitupun panggilannya. Saat dihubungi robin ketiga kalinya, HP Abdul sudah tak aktif lagi. Abdul tak karuan oleh keadaan yang tak memihak. Setiap keadaan genting, HP-nya selalu bermasalah.
Di ujung gerbang pondok robin pun cemas, Abdul tak datang menghampiri. Keduanya saling berharap mendekat.
Bersambung…