Analisis Peran Amnesty Internasional dalam Mengatasi Pelanggaran HAM di Brazil 

Ilustrasi (Foto: Pixabay)
Ilustrasi (Foto: Pixabay)

Oleh: Syifa Devi – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

BRAZIL merupakan salah satu negara paling kejam di dunia, dengan tingkat pembunuhan yang besar seperti di bagian selatan dan Amerika Tengah lainnya. Sebagian besar kekerasan dan kriminalitas itu dapat dikaitkan dengan kelompok kejahatan terorganisir yang berpartisipasi dalam perdagangan narkoba. 

Perubahan signifikan telah terjadi di Brazil dalam pasar obat-obatan pada dekade terakhir. Ha itu mempengaruhi struktur, profil, dan mode operasi kejahatan kelompok terorganisir. Perubahan-perubahan ini mencerminkan evolusi global pasar obat-obatan dan peningkatan yang signifikan dari konsumsi obat-obatan di Brazil. Hal ini dikarenakan perbatasan tanah Brazil dengan negara sumber utama produksi kokain yaitu Kolombia, Peru, dan Bolivia.

Justica Global dalam menangani kasus hak asasi manusia (HAM) di Brazil mendapatkan dukungan dari INGO’s salah satunya adalah Amnesty International. Organisasi tersebut dalam penelitian bantuannya mengatakan, warisan Olimpiade Rio 2016 telah hancur dengan sedikitnya delapan orang tewas dalam operasi polisi di kota itu selama Olimpiade dan protes damai sangat ditekan.

Tingginya tingkat pelanggaran HAM di Brazil akan mengancam kenyamanan dan keselamatan masyarakat internasional itu sendiri. Melihat pertumbuhan itu UN Office on Drugs and Crime (UNODC) mengeluarkan pernyataan yang memperingati bahwa perdagangan narkotika yang melewati wilayah rentan atau belum pernah terlibat permasalahan narkoba, itu disebut menyesatkan ekonomi wilayah tersebut.

Direktur eksekutifnya memperingati bahwa ini lebih dari sekedar masalah narkoba, melainkan ini merupakan ancaman bagi kesehatan dan keamanan masyarakat. Rio de Janero dalam mengatasi permasalahan narkoba menurunkan aparat keamanan tambahan seperti polisi dan militer namun tingkat kepercayaan warga masih rendah, karena banyak dari mereka yang beranggapan ini bersifat politis. 

Program UPP yang dijalankan telah menempuh jalan panjang untuk mencapai tujuannya meningkatkan keamanan di favela. Namun masyarakat melaporkan bahwa tingkat kriminalitas masih ada dan malah meningkatkan tensi antara masyarakat dengan kepolisian, karena adanya anggapan program ini pengekangan masyarakat selama acara berlangsung.

Posisi UPP dalam memberantas kejahatan sudah terlaksanakan beberapa namun angka kekerasan masih ada di favelas yang disebabkan oleh program itu cukuplah besar, kurangnya proaktif petugas dalam pengamanan wilayah juga menambah stigma negatif program tersebut tersebut.

Justica Global dalam melaksanakan tugasnya membagi tiga program yaitu; DHESCA (Hak Asasi Manusia, Ekonomi,Sosial, Budaya dan Lingkungan), VISP (Kekerasan Institusional dan Keamanan Publik), dan DEFENSORES (Pembela Hak Asasi Manusia). Justica Global dalam melaksanakan kampanye mereka menggunakan lima strategi yaitu: Penelitian dan Dokumentasi, Litigasi, Komunikasi, Formasi dan Advokasi.

Pada saat melihat strategi Justica Global melalui politik simbolis dengan memberikan informasi lebih lanjut kepada masyarakat dengan kampanye menggunakan audio visual mengecam pelanggaran dan mempromosikan perlindungan Hak Asasi Manusia.

Justica Global telah membangun kerja sama dengan organisasi internasional yang berkaitan dengan HAM untuk menekan pemerintah dalam pembuatan undang-undang yang berkaitan menentang penggunaan kekerasan oleh polisi di Rio de Janeiro.

Justica Global memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam mereduksi tindakan represif pemerintah dan mendapat perhatian dunia internasional melalui rekomendasi yang ada dari UNHCR dengan mengangkat isu HAM yang ada di Brazil ke dunia internasional.

Pos terkait