Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Marten Taha meminta semua perencanaan dan penganggaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus dilakukan dengan teknik penganggaran yang mengikuti pendekatan new public management yang berorientasi pada kinerja. Menurutnya, pendekatan itu dapat memperjelas keterkaitan alokasi pendanaan dan kinerja serta memperhatikan efisiensi dan efektivitas dalam pencapaian kinerja.
Marten menjelaskan, permintaannya itu berdasarkan hasil evaluasi dokumen perencanaan dan penganggaran 2022 yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), bersama Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPPEDA), Badan Keuangan dan Inspektorat Kota Gorontalo.
Pasalnya, kata Marten, hasil evaluasi itu cukup mencengangkan, dimana terdapat 653 rincian belanja dengan potensi anggaran yang tidak efisien sebesar rp. 72.507.341.645 yang tersebar pada 27 OPD. Katanya, hal tersebut akan seriusi, mengingat banyaknya kebutuhan pelayanan kepada masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah.
“Berdasarkan penilaian BPKP, ternyata ada anggaran sebesar itu yang tidak efisien karena menyimpang dari target output yang direncanakan,” kata Marten Taha saat memberikan sambutan di kegiatan kick off meeting tahun 2023 untuk pembahasan program kerja tahun 2023 dan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Kota Gorontalo tahun 2024, di Aula Kantor Wali Kota Gorontalo, pada Jumat, (3/2/2023).
Dari temuan itu, Marten menyimpulkan, titik lemah yang ada saat ini adalah kurangnya kontrol dari pengguna anggaran terhadap hal-hal yang tercantum dalam dokumen-dokumen tersebut khususnya penyusunan belanja-belanja dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang tidak berorientasi pada kinerja dan bahkan tidak ada kaitannya sama sekali dengan kinerja yang ditetapkan.
“Oleh karena itu, perlu saya tekankan kepada seluruh pimpinan perangkat daerah selaku chief operational officer (coo) agar melakukan aktivitas pengendalian yang tidak hanya terbatas dalam bentuk rapat,” tegas Marten
Idealnya, kata Marten, setiap anggaran yang dialokasikan harus sepenuhnya dapat diidentifikasi pengguna anggaran, sehingga apabila anggaran tidak dapat teridentifikasi maka akan menimbulkan risiko komponen anggaran yang tidak memiliki penanggung jawab (akuntabilitas).
Demikian pula, apabila alokasi anggaran tidak mencerminkan peran organisasi dan tanggung jawab kinerja, maka timbul risiko bahwa pimpinan bertanggung jawab untuk beberapa alokasi anggaran yang sama atau untuk alokasi kegiatan lain yang tidak memiliki kendali atas pencapaian kinerjanya.
“Sehingganya, pimpinan perangkat daerah harus menguasai apa saja yang menjadi indikator sasaran, program, kegiatan dan sub kegiatan dalam Renstra OPD masing-masing sehingga ketika menyusun RKA sudah mengetahui belanja apa saja yang diperlukan untuk mencapai output maupun outcomes,” jelas Marten
Marten menambahkan, dalam mencapai target kinerja tersebut pimpinan diberikan fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages). Jika ini dilakukan maka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sebagai salah satu upaya dalam rangka mewujudkan pencapaian visi dan misi walikota merupakan mata rantai yang saling berkesinambungan yang tidak ada putusnya bisa kita capai bersama-sama.
Secara sistematis, proses tersebut diawali dengan proses perencanaan yang disusun dalam RPJMD yang kemudian penjabaran setiap tahunnya dituangkan dalam RKPD yang menjadi dasar dalam penyusunan APBD. Katanya, serangkaian proses perencanaan dan penganggaran tersebut harus dilaksanakan secara tepat waktu, tepat mutu, tepat sasaran dengan didukung oleh tertib administrasi yang baik.
“Sehingga perlu ada peranan pimpinan perangkat daerah selaku pengguna anggaran untuk melakukan intensifikasi pengendalian sub kegiatan yang dilaksanakan secara internal oleh masing-masing OPD. Melalui upaya pengendalian secara sistematis tersebut diharapkan kegiatan yang telah direncanakan tercapai dengan baik sebagai bagian dari perwujudan pelayanan publik secara prima kepada masyarakat,” tutup Wali Kota Gorontalo, Marten Taha (ADV).