Abdul berniat kembali ke rumah dengan menggunakan becak motor (bentor). Gerimis turun, lalu perlahan mulai lebat. Gemuruh petir dan percikan kilat menghiasi langit gelap yang berwarna kelabu.
Abdul berlari kecil menuju pintu gerbang pondok. Saat tiba di gerbang pintu, Abdul kaget dengan sosok lelaki berkulit sawo matang muncul dari belakang
“Astagfirullah, Robin!?”
“Aku pikir tak jadi datang. Maaf HP saya mati”
“Tidak apa, kak. Yang penting kita sudah bisa bertemu di sini”
Dari sekian kader yang dekat dengan Abdul, hanya robin yang tak suka merokok. Bagi abdul, lelaki berkumis tipis itu adalah sahabat dan junior yang tepat dalam menemani aktivitasnya setiap hari.
Selain patuh perintah senior, Robin salah satu kader yang haus akan ilmu dan selalu belajar dari para seniornya. Robin adalah tipikal junior yang punya semangat belajar yang tinggi. Beda dengan junior seangkatannya, yang selalu dibebani romantisme. Menempuh pendidikan di perguruan tinggi bagi sebagian mereka hanyalah formalitas semata. Nilai dan ijazah merupakan tujuan akhir yang ingin mereka gapai.
Hujan mulai reda, meski awan tetap mendung nan gelap. Perjalanan ke rumah Abdul cukup jauh. Robin dengan tulus mengantarkan seniornya itu. Di perjalanan, Robin menerima nasihat dari Abdul. Salah satu nasehat yang terekam di benak Robin ialah bagaimana cara menghadapi kehidupan setelah lulus kuliah tanpa bergantung pada senior.
Abdul menginginkan para kader terus mengasah pengetahuan dan memperluas jejaring dengan sendirinya, tanpa mengabaikan arahan dan bimbingan dari para senior. Kader harus punya ciri khas sendiri-sendiri. Akan tetapi, setiap tindakan yang diambil selalu terukur dan rapi.
Setiap kader menurut Abdul, harus punya visi yang jelas. Karena setiap Kader adalah Pemimpin di muka Bumi. Karena setiap manusia itu, lanjut Abdul sangatlah berat tugasnya di muka bumi ini. Abdul lalu mengutip hadist Rasulullah Saw yang termaktub dalam surah Al-Baqarah Ayat 30, yang berbunyi;
“Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin bagi manusia, dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin terhadap harta tuannya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (HR. Bukhari)
Sebagai senior yang cukup pengalaman dalam urusan kaderisasi, bacaan Abdul terkait perkembangan dan dinamika organisasi sangatlah baik. Ia sangat cermat mengamati setiap dinamika organisasi dan kaderisasi.
Fenomena saat ini, kata Abdul, para junior bukan haus akan ilmu pengetahuan, melainkan haus pada kekuasaan dan penampilan yang ala tenaga ahli.
“Coba di cek isi kepalanya mereka, minim sekali pengetahuan. Tapi gaya bak tenaga Ahli”, celetuk Abdul.
Robin dengan sekuat tenaga menahan tawa setelah mendengar kalimat dari Abdul yang sangat pedas didengar.
Selain itu, Abdul menginginkan bahwa setiap kader harus Istiqomah, punya pendirian dan keyakinan yang kuat. Baginya, kader tidak lemah dan mudah terpengaruh oleh bisikan yang tidak berdasar yang kemudian bisa merubah pandangan dan keyakinan pada dirinya.
Istiqomah lanjut Abdul, bukan berarti menutup telinga, hati dan pikiran saat mendengarkan pendapat orang lain. Istiqomah bukan berarti fanatik dan bersikap ‘ngotot’ tanpa dalil. Apalagi sampai menolak segala jenis masukan, termasuk memaksakan pikirannya kepada orang lain.
Bersambung….