Alasan Amerika Serikat Bergabung Kembali pada UNESCO Setelah Absen selama Lima Tahun

Sumber: UNESCO
Sumber: UNESCO

Oleh: Siti Shakira

Diketahui Amerika Serikat sebelumnya pernah berselisih dengan UNESCO setelah badan tersebut mengakui negara Palestina sebagai negara anggotanya. sehingga AS akhirnya memilih untuk meninggalkan UNESCO. Amerika Serikat dan juga negara-negara barat lainnya tidak mengakui Palestina sebagai negara serta mengatakan bahwa UNESCO bias terhadap Israel. 

Bacaan Lainnya

Kemudian akhirnya, pada tahun 2017 akhirnya AS mengumumkan bahwa negara tersebut sepenuhnya menarik diri dari UNESCO hal ini dikatakan oleh mantan Presiden Amerika Serikat yaitu Donald Trump. sebelumnya di tahun 2011, pada saat UNESCO melantik Palestina menjadi anggotanya, Presiden Barack Obama yang saat itu menjabat sebagai pemimpin di AS akhirnya menghentikan pendanaan pada UNESCO. 

Kemudian selanjutnya pada tahun 2013 duta besar Israel untuk UNESCO yaitu Nimrod Barkan mengatakan bahwa negaranya sangat mendukung keputusan Amerika Serikat dalam menghentikan pendanaannya dan juga ia mengatakan bahwa pihaknya menolak politisasi UNESCO atau organisasi internasional lainnya pun dengan adanya aksesi yang diberikan oleh sebuah negara yang tidak ada seperti Palestina. 

Pada Undang-Undang AS, karena adanya hubungan sejarah yang berkaitan dengan Israel kemudian akhirnya melarang adanya pendanaan kepada badan PBB manapun yang menyatakan pengakuan atas tuntutan Palestina atas negara mereka sendiri.

Namun setelah bertahun-tahun lamanya akhirnya, AS kembali bergabung pada UNESCO. sebanyak 193 negara anggota badan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa sangat diharapkan agar dapat mendukung kembalinya negara Amerika Serikat setelah keluarnya selama hampir lima tahun setelah Presiden yang sebelumnya yaitu Donald Trump menarik diri. 

Badan yang berbasis di Paris ini berada di atas kekacauan yang cukup setelah Amerika Serikat yang dimana dulunya memberikan atau menyediakan sebanyak seperlima dari pendanaannya kemudian ditarik keluar. 

Tetapi, pada tanggal 8 juni departemen luar Negeri Amerika Serikat mengindikasikan pada sebuah surat yang mengatakan ingin bergabung kembali bersama dengan organisasi tersebut pada bulan Juli dan kembali menjadi anggota penuh serta melakukan pembayaran yang telah tertunggak sebanyak $619 juta dengan cicilan selama beberapa tahun. 

Pada surat milik AS tertulis dalam bahasa Inggris yaitu ““Since our withdrawal from UNESCO on Dec. 31, 2018, we have noted UNESCO’s efforts to implement key management and administrative reforms, as well as its focus on decreasing politicised debate, especially on Middle East issues,” dan Direktur jenderal UNESCO yaitu Audrey Azoulay berusaha dalam meredakan beberapa ketegangan serta polarisasi politik dan dapat mengelola organisasi menjadi lebih baik.

Kembalinya AS pada UNESCO diketahui karena adanya China yang mulai mendominasi. menutup AP, para pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka kembali masuk kepada organisasi ini kembali karena mereka melihat bagaimana China telah mengisi celah-celah yang telah ditinggalkan oleh Amerika Serikat yang dimana celah-celah tersebut adalah seperti pembuatan kebijakan dalam UNESCO. 

Beberapa diantaranya adalah kebijakan dalam menetapkan standar kecerdasan buatan serta pendidikan teknologi di seluruh dunia. Setelah lima tahun absen dari UNESCO lingkaran-lingkaran diplomat AS menyatakan kekhawatirannya karena pengaruh Cina di UNESCO. Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan dengan absennya AS ini sangat memungkinkan Cina dalam mendiktekan regulasi terkait dengan kecerdasan artifisial. 

Antony Blinken mengatakan bahwa ia sangat yakin agar AS kembali ke UNESCO karena segala sesuatu yang diputuskan di UNESCO sangat penting. dan duta besar China untuk UNESCO yaitu Jin Yang juga dengan mengapresiasi UNESCO yang telah memulihkan anggota AS ia juga mengakui bahwa setelah absennya Amerika Serikat dari UNESCO memang terdapat dampak yang negatif dari kepergian Amerika Serikat dari UNESCO.

Pos terkait