Meski Terdampak El Nino, Produksi Padi di Gorontalo Meningkat

Ilustrasi Petani Gorontalo sedang memanen padi (Foto: Pixabay.com)
Ilustrasi Petani Gorontalo sedang memanen padi (Foto: Pixabay.com)

Gorontalo – Luas panen padi Gorontalo pada 2023 diperkirakan sekitar 48,83 ribu hektare, mengalami kenaikan sebanyak 2,01 ribu hektare atau 4,29 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 46,82 ribu hektare.

Hal tersebut berdasarkan penghitungan BPS Gorontalo terkait luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA). KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit dengan mendeliniasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN.

Produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 243,19 ribu ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 3,06 ribu ton GKG atau 1,27 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 240,13 ribu ton GKG.

Produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 135,79 ribu ton, mengalami kenaikan sebanyak 1,71 ribu ton atau 1,27 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 134,08 ribu ton.

Padahal, Gorontalo menjadi salah satu daerah di Indonesia yang ikut terdampak dengan musim kemarau atau El Nino. El Nino merupakan fenomena iklim pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Sejak Agustus lalu, El Nino sudah melanda sejumlah wilayah yang ada di Indonesia, termasuk Gorontalo. Di sejumlah wilayah Gorontalo juga mengalami krisis air akibat fenomena tersebut. Menariknya, data BPS Gorontalo menunjukan Produksi padi justru ikut meningkat meski musim kemarau.

Pos terkait